Ketika itu aku merasa
Mencari akan tanda yang selalu membelengguku
Aku tak pernah sadar
Untuk mengerti apa yang ada dalam mata batinku
Jikalau aku terus berjalan
Tentu sesat ini selalu datang menghampiri
Bukan pertanda untuk kujalani
Tapi raga ini membingkis hadir yang tak pernah henti
Mungkin muram ini selalu terkias ratapan sedih
Hinggapun hampa entah tak pernah menau adannya
Hanya tumpuan tangan dan lusuhnya kaki
Tuk batin ini mengharga
Kalaupun jiwa ini entah mati
Tapi uraian kenanagan yang ada
Tak pernah mati
Meski itu sulit teringat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar